Acara ngaji proklamasi, berbagi di bulan
suci yang diselenggarakan oleh yayasan al-madinah (YAS) bersama 200
kidspreneur, 50 asnaf (produktif) dan 20 tuna netra mandiri berlangsung dengan
sukses. Berikut laporannya.
Siang
itu udara sangat panas, namun satu persatu dan rombongan berbondong-bondong
mendatangi kantor yayasan al-madinah. Karena pada siang itu Minggu, 12 agustus
2012 yayasan al-madinah mengadakan acara ngaji proklamasi, yang didukung oleh
SEFT Surabaya, Telkom Indonesia, Amanda brownies kukus, serta komunitas tuna
netra dan donatur al-madinah.
Yang
hadir pada acara itu ialah 200 kidspreneur, 50 asnaf (produktif) dan 20 tuna
netra mandiri, serta tamu kehormatan ialah ibu dyah selaku ketua PKK Surabaya.
Acara
dibuka dengan khataman al-qur’an dari habis dhuhur, setelah itu sholawatan
sampai sekitar pukul 16.00. Baru setelah itu diisi dengan orasi atau ngaji
proklamasi oleh K. Heru Cokro bersama group Azimat (anti zina mata), yang
notabeninya mereka semua adalah tuna netra yang dibina oleh K. Heru Cokro.
Lagu
demi lagu dinyanyikan oleh group ini dengan penuh perasaan, karena mereka
bernyanyi dari ekspresi hati. “kami bernyanyi dengan ekspresi hati, dengan
penuh perasaan, sehingga tidak heran jika yang mendengar akan merinding bulu
kuduknya,” ungkap K. Heru Cokro selaku coordinator group Azimat.
Hal
senada juga disampaikan oleh wawan, salah satu anggota azimat, dia mengatakan
bahwa nyanyian itu adalah jeritan hati tuna netra mandiri, dari hati yang
paling dalam, sehingga mereka benar-benar menghayati nyanyian itu. “Nyanyian
itu dari hati kami yang paling dalam, dan kami sangat bahagia sudah bisa
membawakan nyanyian itu dengan sukses,” tuturnya dengan semangat.
Untuk
mengingat hari proklamasi, mereka memakai ikat kepala merah putih, serta
lagu-lagu yang di nyanyikan juga lagu-lagu proklamasi, seperti tujuh belas
agustus, Indonesia pusaka dan lagu-lagu proklamasi lainnya.
Acara
selanjutnya sambutan dan pemberian hadiah dari ketua YAS, yaitu Syarif Thayib.
Beliau memberikan hadiah kepada anak-anak kidspreneur yang telah lulus dan
berprestasi di angkatan pertama, dan sekarang mereka masuk pada level kedua.
Pemberian hadiah diserahkan oleh ibu dyah selaku tamu kehormatan pada acara
itu.
Kemudian
acara tersebut diisi dengan sambutan serta dialog interaktif dengan ibu dyah
selaku ketua PKK di Surabaya. Dan pemberian bantuan kepada asnaf (produktif)
menyusul acara berikutnya, masing-masing orang dari asnaf ini mendapatkan 500
ribu rupiah untuk dijadikan modal usaha mereka, karena setiap asnaf ini sudah
memiliki usaha sendiri atau memiliki usaha yang kemudian bangkrut. Jadi tidak
punya modal untuk memulai usahanya.
Setelah
pemberian modal selesai, lalu forum diisi oleh K. Heru untuk menunggu berbuka
puasa dan untuk membacakan do’a bersama-sama ketika buka puasa. Adzanpun tidak
lama kemudian berkumandang, semua anak yatim, tuna netra dan asnaf berbuka
bersama di halaman kantor al-madinah.
Setelah
berbuka puasa, pemberian bantuan kepada semua anak yatim dilaksanakan dengan
ramainya, satu persatu anak yatim menukarkan kupon yang diganti dengan bantuan
uang, snack dan juga buku bacaan. Acarapun berakhir dengan ramainya anak-anak
yang menukarkan kuponnya.
Jeritan Hati Tuna Netra
Tuna
netra yang berasal dari sidoarjo dan Surabaya itu bercerita banyak tentang
groupnya, mulai dari nyanyiannya yang membuat bulu kuduk merinding, sampai
menjelaskan bahwa dalam groupnya ada yang memiliki kemampuan dalam Qori’, ada
yang hafidz meskipun hanya enam juz, ada juga group Azimat yang biasanya
menyanyi, dan pekerjaan mereka yang biasanya adalah pijat.
“Kami
semua rata-rata tukang pijat, tapi ada juga yang hafidz, qori’, nyanyi.
Nyanyian tadi merupakan tangisan dan jeritan hati kami sebagai tuna netra,
karena sekarang pijat sepi, sehingga kami tidak bisa berbuat banyak,” tutur
wawan yang ditemui sebelum pulang.
Dia
juga menambahkan bahwa jika masyarakat membutuhkan tukang pijat, qori’ atau
nyanyi, bisa menghubingi kami tuna netra mandiri, bisa menghubingi K. Heru
Cokro. “kami akan siap datang jika masyarakat ada yang membutuhkan tukang pijat,
qori’ atau nyanyi,” ungkapnya.
Ditanya
terkait dengan latihan menyanyi, mereka latihan hanya sekitar dua kali
pertemuan, sehingga mereka sangat bahagia jika nyanyiannya tadi dianggap
sukses. “kami sudah cukup bahagia jika masyarakat senang terhadap lagu-lagu
kami, karena kami tidak mungkin bisa “lebih” dari itu, tidak mungkin kami masuk
rekaman dan sebagainya, “ jelas agus purwanto yang juga merupakan vokalis di
group azimat.
Selaku
Pembina dan coordinator dari tuna netra mandiri, K. Heru Cokro juga membenarkan
bahwa latihan dari menyanyi mereka hanya sebentar, sekitar tiga harian. “kami
hanya sekitar tiga harian latihan menyanyi itu,” tuturnya.
K.
Heru Cokro juga mengapresiasi acara yang diselenggarakan oleh al-madinah ini,
karena menurutnya diacara ini mengena pada semua segmen, mulai dari tuna netra
sampai anak yatimnya, “acara ini sip, semuanya kena, tuna netranya bisa
mengaplikasikan kemampuan menyanyinya, dan anak yatim dengan kidspreneurnya,”
ungkapnya.
Harapan
besar dari K. Heru Cokro ialah pihak al-madinah juga menyediakan
pelatihan-pelatihan usaha kepada tuna netra, karena sampai saat ini pihaknya
hanya ikut pelatihan-pelatihan biasa, dia berharap seperti anak yatimnya yang
member pelatihan kidspreneur kemudian di beri modal untuk membuka usaha. “kita
juga berharap tuna netra diberikan pelatihan-pelatihan usaha, kemudian diberi
modal, karena teman-teman tuna netra sekarang sudah sepi, hanya mengandalkan
tukang pijatnya,” tegasnya.
0
komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)