Bekti Cahyani, angkatan 101 Berkat Luck Factor, Bisa berangkat Umroh
Posted by Rafa Aoleng,
Selasa, 14 Agustus 2012
,
Salah satu materi yang
ada dalam tranning SEFT ialah Luck Factor, materi ini dengan cara mendo’akan
orang lain, supaya mencapai hajat yang kita inginkan.
Materi inilah yang digunakan oleh ibu bekti
dengan nama panjang bekti cahyani. Ketika ditemui disela-sela coffe break, pada awalnya dia enggan untuk menceritakan kejadian yang
sangat menakjubkan setelah dia pulang dari tranning SEFT, akan tetapi setelah
mendapat beberapa pemahaman dari reporter al-Madinah, diapun mau menceritakan
kenikmatan Allah yang tak disangka-sangka.
Dengan perasaan ragu bercampur syukur,
dia perlahan menceritakan kejadian yang dialami setelah mengetahui materi luck factor, matanya berkaca-kaca seakan
air mata kebahagiaan tak mampu ia tahan karena merasa takjub atas nikmat Allah.
“Terlalu meresapi saya mungkin,”
ungkapan pertama yang keluar dari mulut mulianya, betapa tidak, setelah
mengetahui materi luck factor dan
kemudian pulang dari tranning, dia selalu mendo’akan orang lain supaya lebih
baik, terutama ketika dia sudah sampai ke makam Sunan Ampel untuk ziarah. Di
daerah Ampel itulah, mendo’akan orang lain tambah meningkat, sehingga berjalan
desak-desakanpun tak terasa.
Perbincangan kami terus berlanjut ketika
dia meneteskan air mata. Ibu yang lahir pada 14 Mei 1961 ini menceritakan
kejadiannya waktu di Ampel, termasuk ketika melihat satu rombongan yang
jama’ahnya terdiri dari orang-orang yang cacat fisiknya. “Yang paling mengetuk
hati saya ketika ada rombongan yang kurang sempurna fisiknya (cacat). Saya
berfikir, jika orang cacat saja berziarah ke makam para wali, kenapa selama ini
saya tidak bisa lebih dari pada mereka? akhirnya, saya hanya bisa mendo’akan
mereka supaya lebih baik dan di berikan kesehatan oleh Allah”,ungkapnya sambil
mengusap air matanya yang sembab.
Setelah kejadian itu, kemudian ia hanya
bisa diam, kemudian sholat di masjid ampel dengan keadaan menangis, dia merasa
selama ini kurang mensyukuri nikmat allah yang diberikan kepadanya. Padahal
selama ini dia sudah mendapatkan nikmat yang besar dari Allah, termasuk sudah
bisa menyetorkan uang untuk berangkat umroh. Akan tetapi masalahnya, sebentar
lagi uang untuk berangkat umroh itu sudah harus dilunasi dalam waktu dekat, sedangkan
keluarganya masih kebingungan mencari uang untuk melunasi setoran itu dan untuk
bekalnya.
Setelah melakukan sholat dan bebarapa
dzikir, kemudian dia pulang ke rumahnya dengan tetap mengamalkan luck factor, yakni mendo’akan orang
lain.
Setibanya dirumah, ternyata sudah ada
tamu yang menunggu kedatangannya. Dan saat itulah buah lack factor itu
terbukti, dia diberi uang yang menurutnya tidak sedikit, sehingga diapun hanya
bisa bungkam tak mampu berkata-kata karena nikmat allah itu. “saya tak
menyangka nikmat allah ini, waktu tamu saya mau pulang, dia memberikan amplop
kepada saya, dan tamu saya bilang, ini hanya sekedarnya, semoga bermanfaat,
setelah saya lihat, ternyata uang dalam amplop itu tidak sedikit, sangat
banyak, yang cukup untuk melunasi setoran umroh dan bekal untuk berangkat
umroh,” ungkapnya dengan nada perlahan.
Kejadian itu membuatnya tidak bisa
tidur, hingga akhirnya dia terlelap ketika hampir subuh, dan sebelum subuh
diapun sudah bangun untuk melakukan kebiasaannya sholat tahajut, setelah itu
sholat subuh.
Pagi itu tak disangka ada tamu mengetuk
pintu, tak ada angin tak ada badai, tamu itu memberikan amplop kepada bekti
ini, dan ternyata uang dalam amplop itu juga tidak sedikit. “Subhanallah, saya
sangat takjub sekali dengan kenikmatan allah ini, tak disangka-sangka dia juga
memberikan uang, dan diapun bilang “hanya sekedarnya, semoga bermanfaat” sama
dengan sebelumnya, dan sayapun hanya bisa diam tak bisa berkata-kata,” tuturnya
dengan sangat gembira. Kejadian itu masih terngiang-ngiang di pikirannya, dia
hanya bisa bersyukur kepada allah atas segala nikmat-Nya.
0
komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)