(Kepada Pahlawanku Bapak Disana)
Pak......
Sujud syukurku selalu tersungkur di bawahmu
Ketika mentari menangisi embun pagi
Ketika sang surya mengintip jagad raya
Dalam diamku, ku masih menyebut namamu
Diantara bias sang surya
Waktu lilin menyelinap di kaca
Pahlawanku....pahlawan
Maaf....
aku tidak bisa mencicipi madumu
Yang jelas, madu itupun di rasakan oleh bumi
Dan jadi cambuk tuk mengusikku
Dalam dunia pengembaraan
Mengintip tabir tuhan.
Air wudhu’ itu sudah kembali
Bertobat dan bersuci
Mengisi tenggelamnya hati.
Tuk menghadap sang robbi.
-
haha... ternyata sy menemui disini.
tuh kan aku benar-benar ketinggalan.
u terlalu hebat bagi saya.
-
chube' u.... (haha..)
kutunggu tulisn baru lebih banyak lagi
-
VENUS: ya trimakasih.....
tapi saya yakin kamu juga punya puisi yg lebih menakjubkan kok krn sudah bisa menilai puisi orang. seseorang tidak akan bisa menilai puisi orang kalau orang itu sendiri belum punya puisi. dan saya yakin kamu sudah punya puisi yang lebih menaljubkan dari pada punya saya.
RUMAH CINTA: thank ya atas komenx......
smua yg kau pikirkan belum tentu kenyataannya,,,jadi gak usah terlalu meninggi-ninggikan aku ya....
lagian kmu juga punya blog kok yang juga sangat profesional dan bagus..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ehemmmm,,,,,,,,,,,,, menakjubkan!!! sangat!!! ada keikhlasan yang senantiasa tertuju indan untuk pahlawan tanpa tanda jasamu...
saya suka puisinya......